Rabu, 18 Januari 2012

Karisma (ku)


 
Berawal dari tak nyamanku ketika menaikinya. Tanganku selalu bergoyang –goyang tak tahu kenapa, karena mungkin aku kurang paham dengan segala tentang mesin, aku menanganinya hanya dengan menengok-nengok berbagai sudut yang tak juga kutemukan sudut mana jawaban ketaktahuanku. Sehari, dua hari, tiga hari dan terus berlanjut entah sampai berapa hari aku tak sempat menghitungnya. Kedatangan kakakku pun menanyakan soal masalah yang sebenarnya sudah kuketahui, mesin motorku. Ia menyarankan agar segera membawa ke rumah sehat motor alias bengkel motor, tapi aku masih belum sempat atau entah aku malas menandanginya. Sejak kepulangan kakakku ke rumah, dan aku masih tetap di sini, Jogja. Seperti anak cupu yang baru bisa naik motor dan masih pobia keramaian, ya, aku hanya berani menaiki motor bebekku dengan kecepatan hanya 20km/h. keadaan seperti ini saja masih kupertahankan, masalah apa yang kuhadapi kenapa tak segera aku membawa bebek bermesinku ke bengkel? Tentu kau tahu sendiri, nasib anak perantauan. Yah, masalah itu.
Walhasil, suatu hari aku benar-benar tak tega dengan bebek bermesinku yang kusayang. Aku kembali mengingat empat tahun silam, sejak tahun pertama aku menginjakkan kaki di tanah yang kusebut ia ‘kampus’. Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang Yogyakarta. Mengingat perjuangan kala itu sama saja mengudal masa lalu. Sejak aku mencari informasi, mendaftar, tes, diterima, dan ‘sah’ menjadi mahasiswa, aku ditemani pendekarku ini, Kaka (Karisma) hehehe
Entahlah, ia sesuatu bagiku. Kawan berjuang, kawan berkelana, kawan pulang, hingga kawan mencari pengalaman. Jika satu penyakit menghampirinya, keinginan segera member pertolongan pertama ingin selalu kulakukan. Tapi apa daya jika keadaanku sendiri tak memungkinkan, (soal itu lagi). Tapi tak apalah, namanya juga hidup penuh liku, biar banyak cerita, banyak kenangan. Yang pasti hari ini dia sudah sehat dari sakitnya, yang hampir saja akan fatal jika tak diurus. Maafkan aku Kaka hihii (biarin kalo dianggap lebay). Yang jelas, Karisma tanpa tanda jasa hehehe 
Beberapa wajahnya di Rumah Sehat Motor hari ini.... 
tinggal kerangkanya, dua roda lepas sudah

nasibe stang Karisma

roda motorku di stel


Selasa, 17 Januari 2012

luru suluh senthir

bebayane lara
senajan amung obahing lathi,
krungune kuping.
nanging bisa nyesekke dhadha nggegirisi ati
nggresula ora ana guna,
njaluk ngapura ning wis kadhung gela

bubrah...bubrah...
lakuning sikil bisa dipeksa
lakuning raga nggawe rekasa
lakuning jiwa aja nganti sulaya

mecah kenthongan ngundhuh banyu

Kisah Kambing Gaul & Kambing Ireng

seekor kambing berjenggot cepak iri kepada kambing yg berjenggot panjang.

suatu hari ada seekor kambing jalan-jalan di pesantren, tapi dia gak jadi karena banyak yang punya jenggot panjang di pesantren. Jadi kambing itu lebih memilih ke salon. Nah di salon itu, dia mengcreambath jenggotnya yang panjang itu, bahkan jenggotnya juga di rasta ala Bob Marley.
Setelah itu dia jalan-jalan ke sawah dengan pede dan 'nggaya' bak model Afrika. Nah di sisi lain, di sepetak sawah ada kambing dengan pacarnya asyik memadu rindu, tapi kambing cewek ini tiba-tiba berlari mendekati si kambing model tadi. Nah si kambing sawah merasa sedih dan aneh. Kemudian dia berfikir kenapa pacarnya lari ke kambing model itu, kemudian dia meraba seluruh tubuhnya, baru kemudian dia tahu bahwa jenggotnya pendek ditambah kriting dan nggak artistik blas!. Akhirnya dia mengalah dan mendesah pada Tuhan :
Kambing :'Tuhan kenapa jenggotku tidak panjang, coba kalau jenggot saya panjang kan jg bisa seperti dia bahkan dapat pahala karena ikut sunnah nabi"
Tuhan : "Malah kamu yang dapat pahala, dan dia masuk neraka!"
Kambing : 'lha kenapa Tuhan?'
Tuhan : "Karena dia memakai jenggot dengan sombong dan riya'..'
Kambing : "Tapi kan dia dapet cewek.."
Tuhan :'lha kamu mau dapet pahala karena ikhlas, atau dapet cewek karena sunnah nabi...
Kambing bingung....

Kambing berjenggot cepak tadi terus memikirkan teguran Tuhan, ia terus merenung di tepi sawah yang tak terasa sudah mulai gelap. Ia sudah tak melihat kambing berjenggot klimis dan pacarnya lagi, mungkin sudah memadu kasih ketika ia berkeluh kesah dengan Tuhan.
Kambing: "Kenapa aku harus memiliki jenggot panjang?" kambing bertanya pada dirinya yg semakin bingung. mengapa Tuhan tak memberiku jenggot panjang padaku, tp memberi jenggot panjang pada kambing 'abang' (karena bulu kambing model itu kebanyakan merah)
kambing terus berkeliaran merenungi pernyataan Tuhannya.
Kambing: "Tapi mengapa Tuhan membiarkan kambing 'abang' itu khilaf?"
Karena lelah berfikir ia memutuskan pulang ke kandang, pelan ia berjalan karena hari sudah maghrib.
Sesampainya di kandang ia dikejutkan sesuatu karena ternyata ibunya sedang bersama kambing 'abang' tadi
kambing (ireng):"Sialan, belum puas ia merebut pacarku malah ibuku dilalapnya" gumamnya dalam hati memendam kemarahan...

Kambing ireng masih kesal dengan tingkah laku kambing model sialan yang dua kali mematahkan hatinya dalam satu waktu.
Kambing ireng:"ASEM!!! siapa sih dia, kambing ngga waras, edan, gendeng, sontoloyo!!!" kambing ireng masih terus mengumpat, kemarahannya tak tersalurkan.
"Ono opo to le??" suara lembut dari belakang menghentikan teriakan serapahnya. "Ibu..." gumamnya dalam hati
"Ono opo awakmu kok nggremeng kaya gitu?" ibunya dengan halus bertanya dan mendekat penuh kasih. Ah ibu membuatku salah tingkah, tak tega aku mengungkapkan kedongkolanku. Aku diam.
"Ya sudah sana temani adik-adikmu" pinta ibu kambing dengan lirih, kambing ireng hanya manut. sepanjang jalannya ia merasa heran, kenapa ibu tak melihat kemarahanku pdanya? aku marah pada ibu? kaenapa aku harus marah pada ibu, bukankah seharusnya aku memaki-maki kambing model gagal itu?? ah kmbing ireng semakin resah.
"Kurang ajar, aku bingung pusing hanya gara-gara kambing model sialan itu, awas kau!!!"